Kamis, 05 Maret 2015

gunung hutan

SURVIVAL GUNUNG HUTAN – JUNGLE SURVIVAL 4.1 PENGERTIAN Survival Berasal dari kata “Survive” yang artinya mampu mempertahankan hidup dan lolos dari kondisi yang tidak menentu. Sedangkan “Jungle Survival” artinya suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi seseorang / sekelompok pada daerah yang asing / terisolir di gunung / di hutan hingga kembali kepada keadaan normal. Survivor : Orang yang sedang melakukan kegiatan Survival, bisa perorangan ataupun kelompok 4.2 FILOSOFI 4.2.1 ENGLISH VERSION a. Size Up The Situation b. Undue Haste Makes Waste, Use All Your Senses c. Remember Where you are d. Vanquish Fear And Panic e. Improvise f. Value Living g. Act Like The Natives h. Live By Your Wits, but for now Learn Basic Skills 4.2.2 VERSI INDONESIA a. Sadarilah Sungguh-Sungguh Situasimu b. Untung rugi ada pada diri sendiri c. Rasa Takut dan Putus Asa Harus dihilangkan d. Vacuum (jangan bergerak jauh) e. Ingatlah Dimana Kau Berada f. Viva (hargai hidup) g. Adat Istiadat Setempat harus dihargai h. Latihan membuahkan keterampilan 4.3 MASALAH YANG SERING DIHADAPI DALAM SURVIVAL Problema atau masalah yang berpengaruh tergantung pada situasi yang dihadapi dan satu sama lain mempunyai hubungan sebab akibat. Masalah ini berasal dari 3 aspek, yaitu : a. Aspek Psikologis yang merupakan masalah Mental Contoh : takut, cemas, terasing, panik, bosan, kesepian, tertekan, putus asa, dsb b. Aspek Fisiologis yang berkaitan dengan masalah Fisik Contoh : lapar, haus, lelah, ngantuk, dan sakit c. Aspek Lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor Contoh : panas, dingin, hujan, angin, badai, hewan berbahaya, medan yang berat, hutan yang lebat, dsb Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut. Seseorang yang biasa hidup dengan berbagai fasilitas yang memadai akan sulit menghadapinya apabila tidak pernah berlatih dan tidak ditunjang dengan pengetahuan dan keterampilan Survival. 4.4 TINDAKAN AWAL PADA SITUASI SURVIVAL Tahap sebelum melakukan tindakan awal adalah : survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada, sehingga tindakan yang diambil dapat berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang tidak berguna. 4.4.1 TINDAKAN UMUM Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tenang, istirahatlah yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP. Pedoman ini sangatlah penting saat kita menghadapi keadaan yang sulit, contoh ; tersesat. S = Stop and seating Berhenti Duduklah dan Jangan Panik. T = Thinking Gunakan Akal Sehat dan Selalu Sadar Akan Keadaan yang sedang dihadapi. O = Observe Amati Keadaan Sekitar, P = Planning and Preparing Buat Rencana dan Persiapan Mengenai Tindakan / Usaha Yang Akan Dilakukan. Masalah yang dihadapi seseroang akan lebih banyak dari berkelompok karena semua resiko yang akan terjadi hanya diadapi oleh satu orang saja. Jangan bertindak sendiri – sendiri jika survivor lebih dari satu orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat meng-hemat waktu dan tenaga, demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi. Tumbuhkan rasa kebersamaan berkelompok dan toleransi antar individu. Pilih salah seorang yang dianggap mampu untuk menjadi pemimpin dalam melakukan survival. Buatlah rencana dann ammbil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. 4.4.2 TINDAKAN KHUSUS Adapun tindakan khusus sebelum menentukan untuk tetap tinggal di lokasi atau bergerak mencari jalan keluar, yaitu : Mengevaluasi kondisi tim, baik fisik, mental ataupun perbekalan. Mencari daerah terbuka dan menentukan posisi saat keadaan survival agar memudahkan tim SAR dalam melakukan pencarian dan dapat melakukan komunikasi lapangan. Mencari lokasi yang terdapat sumber air dan persediaan makanan. Menangani survivor yang menderita. Memanajemen ulang perjalanan, bila diperlukan. Gaya / Metode Survival dibedakan menjadi 2, yaitu : 1) SURVIVAL STATIS Rawat survivor yang menderita atau sakit. Membuat tempat berlindung yang aman dari cuaca buruk dan hewan yang berbahaya. Hemat persediaan makanan yang ada dan berusaha untuk mencari tambahan di sekitar lokasi. Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik maupun dengan benda lainnya seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap hasil membakar sampah dan sebagainya. 2) SURVIVAL DINAMIS Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat di bawa dalam perjalanan. Tentukan arah yang di tuju berdasarkan kompas, matahari, atau alat petunjuk lainnya. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan barang bawaan lainnya, serta arah yang di tuju. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan. Ikuti punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada di daerah pegunungan. Carilah makanan dan minuman sebelum persediaan yang dibawa habis. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan janganlah melakukan perjalanan malam. Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan untuk melindungi diri dari serangga atau binatang berbahaya. 4.5 TEKNIS KEGIATAN Kegiatan Survival tidak hanya dilakukan dengan dasar kemampuan Fisik dan Mental yang kuat, dalam Kegiatan Survival-pun ada teknis kebutuhan yang akan menunjang Kegiatan Survival yang akan kita lakukan. Teknis Kegiatan Survival yang akan dibahas dalam buku saku ini adalah Teknis Kegiatan Survival Gunung Hutan atau Jungle Survival. 4.5.1 MENENTUKAN ARAH DAN LINTASAN Pada saat keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan kemudian menentukan arah dan memilh lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat tercapai. 4.5.1.1 MENENTUKAN ARAH Berpedoman pada matahari, matahari selalu terbit di timur dan terbenam di barat. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang alib, garis diagonalnya bila di tarik sampai ke kaki langit menunjukkan arah selatan. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat. Pedoma ini tidak berlaku pada derah lereng atau lembah pada hutan yang lebat. 4.5.1.2 MEMILIH LINTASAN Melakukan perjalanan di hutan dataran rendah : Tentukan arah yang di tuju. Hal ini di maksudkan untuk menghindari yang tidak menentu/berputar-putar di sekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yang besar dan sulit di sebrangi maka ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival karena kemungkinan akan tentukan arah dan mengikuti punggungan gunung. Berjalanlah di lembah atau pada aliran sungai karena akan melewati perkampungan penduduk. Melakukan perjalanan di pegunungan : Sungai di pegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun Pilih punggungan yang lebih besar untuk turun. Cari jalan teraman. 4.5.2 JEJAK Pada kawasan hutan banyak di temui jejak yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentuk jejak ini perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang meintasi daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan survivor. 4.5.2.1 JEJAK HEWAN Berupa telapak kaki, kotoran (faeces) dan sibakan tumbuhan dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan dan pola tingkah laku. Sehingga dapat di ambil tindakan untuk membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya. 4.5.2.2 JEJAK MANUSIA Berupa telapak kaki, sepatu atau sendal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah. Dapat menunjukkan aktifitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor. 4.5.2.3 MEMBUAT JEJAK Usaha untuk survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat membuat jajak yang jelas agar tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat di buat sesuai dengan alat atau barang yang di bawa atau tanpa alat sekalipun. a. Menggunakan Alat atau Barang Potongan tali yang di ikatkan pada pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai medan (string line). Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon. Sampah, potongan kain dan barang lai terutama yang berwarna menyolok di letakkan pada jarak tertentu sepanjang jalur yang di lewati. b. Tanpa Menggunakan Alat Menyiibakkan atau mematahkan tumbuhan. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuhan semak yang berwarna menyolok. Menyusun batu dan ranting membentuk panah. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gambut. 4.5.3 MENCARI AIR Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam keadaan survival penggunaan air harus di hemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Rata-rata dalam 1 hari manusia kehilangan 2-3 liter air dalam tubuh bahkan jika sedang istirahat manusia akan kehilangan 1 liter air dari tubuhnya. Seseorang tidak mendapatkan air sama sekali dalam waktu 3 hari maka ia akan terancam kematian. Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat di perboehkan dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya air yang diperoleh perlu di proses terlebih dahulu, adapula yang langsung dapat di minum. A. Cara mendapatkan air Di lembah (sungai). Gali tanah dibawah pohon besar. Mengikuti binatang mamalia (ke sungai). Embun. Pohon yang mengandung air (pisang, kantong semar, bambu, rotan, akar gantung). Penguapan daun dan tanah. B. Air yang tidak perlu dimurnikan (dapat diminum langsung) Mata air. Air sungai yang mengalir. Air hujan. Air embun. Air tidak berbau. Air tidak berwarna. Air dari tumbuhan beruas-ruas. Air dari tumbuhan merambat. C. Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu (tidak dapat diminum langsung) Air dari sungai yang besar. Air yang tergenang. Air dari perasan lumut. Air didaerah berbatu/berkapur. Air dari batang pohon pisang. Air laut. Air yang berbau tidak sedap. D. Menghemat penggunaan air Banyak beristirahat / bergerak dengan rileks Jangan merokok Beristirahat ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Jangan makan, makanlah sedikit mungkin Jangan minum alkohol Jangan banyak berbicara, bernafaslah melalui hidung Air dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang sehingga yang tersisa tinggal bawahnya (bongkahnya) lalu buat lubang ditengahnya maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan. *air harus dimurnikan terlebih dahulu. 4.5.4 BIVAK Kondisi yang dihadapi survivor di saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi lingkungan di lokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat di perlukan untuk menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan sehingga kebutuhan istirahat dapat terpenuhi secara aman dan nyaman. Membuat tempat berindung / bivak harus disesuaikan dengan jumlah survivor pada lokasi tersebut. Bahan untuk membuat bivac/bivoac/bivak di bagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut : 4.5.4.1 BIVAK ALAM Pohon yang utuh maupun yang tumbang Dedaunan Gua Lubang Tanah Cerukan tebing Dan Lainnya 4.5.4.2 BIVAK BUATAN Poncho Plastik Jas Hujan Flysheet Hammock Dan Lainnya Berbagai bentuk, macam dan cara membuat bivac tergantung daripada selera dan kreatifitas masing-masing, keadaan alam dan lingkungan, jumlah orang dan bahan yang ada untuk membuatnya. Pergerakan malam di hutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum matahari terbenam. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivac adalah sebagai berikut : Pilih lokasi yang baik (usahakan ditempat yang datar) Jangan terlalu merusak alam sekitar. Cukup dekat dengan sumber air Hindari daerah aliran air dan buatlah parit disekeliling bivak Bukan pada jalur lintasan binatang buas atau sarang nyamuk/serangga Tidak berada dibawah pohon yang solitaire, tebing, atau benda yang berkemungkinan roboh (rapuh) Memiliki rangka dan kontruksi (bahan) yang kuat Bivac jangan sampai bocor Tidak tergenang air bila hujan Terlindung langsung dari angin Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak sebaiknya di beri alas dengan daun-daun kering, atau dengan alat yang di bawa agar tubuh tidak kehilangan panas akibat kontak langsung dengan tanah. Apabila memilih gua, kita harus bisa memastikan bahwa tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya. 4.5.5 PERAPIAN Api sangat berguna dalam Kegiatan Survival, dengan adanya api sedikit banyak membawa ketenangan bagi moral petualang itu sendiri, adapun manfaat dari perapian antara lain adalah sebagai berikut ; Menjauhkan binatang buas Sebagai penghangat badan Memasak Penerangan Membuat sinyal darurat Dan lainnya Untuk membuat perapian di butuhkan tiga unsur, yaitu : 4.5.5.1 BAHAN BAKAR Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan ranting dan kayu kemudian potong dan di belah. Jika hanya menemukan kayu lembab, maka buanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan. Susunlah kayu bakar dari mulai ukuran yang terkecil hingga ukuran yang besar. Getah damar yang mengandung terpentin dapat di gunakan sebagai bahan bakar pemicu demikian pula jika ada lilin, parafin, kain atau bahan lainnya yang mudah terbakar. 4.5.5.2 UDARA Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayunya jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup. Sususnan ini dapat membentuk piramida atau kerucut. 4.5.5.3 SUMBER PANAS Berasal dari korek api. Sinar matahari yang di fokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar. Gesekan bambu dengan bambu. Gesekan busur dengan gurdi. Benturan golok atau pisau baja pada batu. Dari alat lain, seperti batu pemantik tau fire starter yang ada pada survival kit. Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi perapian yang aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang di timbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api karena membuat perapian tanpa korek api sangatlah sulit. Jagalah api yang sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi. 4.5.6 MAKANAN Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu di perhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang banyak mengandung karbohidrat, hindarilah makanan yang kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila persediaan air terbatas. Seorang Survivor bisa bertahan cukup lama tanpa makanan maksimal sekitar 2-3 minggu, hal ini jika dibandingkan dengan tidak ada air sama sekali. Meskipun tidak melakukan kegiatan apapun, dalam 1 jam tubuh kita membutuhkan 70 kalori untuk menjaga metabolisme tubuh, dalam 24 jam = 1680 kalori. Untuk sekedar mengganjal perut selama dalam perjalanan seorang Survivor bisa makan tumbuhan/makanan apa saja, selama tumbuhan/makanan tersebut aman untuk dikonsumsi. Dari macam-macam makanan dikategorikan menjadi 3, yaitu lemak, protein dan karbohidrat, dimana 1 gr karbohidrat = 4 kal, 1 gr protein = 4 kal, dan 1 gr lemak = 9 kal. Untuk memanfaatkan bahan yang tersedia kita perlu Memasak agar bahan makanan baik itu dari hewan ataupun tumbuhan dapat kita makan tanpa menyebabkan keracunan. Jadi bahan makanan yang tersedia di alam (natural food) bisa dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan Memasak : Sterilisasi bahan makanan Membuat bahan makanan mudah dimakan dan dicerna Menambah kenikmatan rasa Pertolongan pertama untuk keracunan akibat makanan bisa menggunakan air garam, minyak kelapa, dan susu. 4.6 BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat di makan dan sebagai obat perlu di ketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian pula apabila memakan satu jenis tumbuhan atau hewan, tidak semua bagian dapat di makan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi adapula bagian dari tumbuhan atau hewan tertentu yang mengandung racun. 4.6.1 BOTANI PRAKTIS 4.6.1.1 MENCARI MAKANAN DAN TES TERHADAP TUMBUHAN BARU Bagian yang dapat dimakan dan memberikan cukup energy adalah umbi, umbi batang dan umbi akar, buah biji dan daun. A. Ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan 1. Bagian tumbuhan yang masih muda (Pucuk/Tunas) Tumbuhan yang tidak mengandung getah Tumbuhan yang tidak berbau 2. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap 3. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia B. Langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila akan memakan tumbuhan 1. Makan tumbuhan yang sudah dikenal 2. Makan tumbuhan jangan satu jenis tumbuhan saja 3. Perhatikan apakah hewan sekitarnya dapat memakan tumbuhan tersebut atau tidak 4. Hindari dan berhati-hatilah pada tumbuhan atau buah-buahan yang berwarna mencolok 5. Hindari tumbuhan yang mengeluarkan getah berwarna putih/getah seperti sabun 6. Hindari tumbuhan yang rasanya tidak enak (Pahit dan Asam) 7. Hindari tumbuhan yang solitaire (berdiri sendiri) 8. Hindari tumbuhan yang daun atau batangnya berduri dan berbulu 9. Tumbuhan yang akan dimakan dicoba dulu dengan mengoleskan pada tangan atau dicicipi terlebih dahulu dengan dioleskan pada bibir dan lidah, tunggu minimal 5 menit kemudian apabila terasa gatal dan menyengat, sebaiknya tumbuhan tersebut jangan dimakan 10. Apabila pemeriksaan atau pengenalan awal dirasa cukup aman, maka cicipi dulu setiap bahan makanan yang didapat sedikit demi sedikit. 11. Berhati-hatilah terhadap biji-bijian yang berwarna merah/merah tua. 12. Tunggu 5 jam setelah mengkonsumsi tumbuhan yang baru dikenal, jangan makan dan minum yang lain. 4.6.1.2 JENIS TUMBUHAN YANG DAPAT DI MAKAN a. Umbi talas (colocasia sp), rumput teki (cyperus rotundus) uwi atau gadung (dioscorea hispida) dan ganyong (canna hibrida). b. Buah senggani atau harendong (melastoma polyantum), arbei hutan (rubus sp), markisa atau konyal (passiflora quadrangularis) dan ceplukan (physalis angulata). c. Biji muda sengon (albijia laphonta) dan kaliandra (caliandra cathartica). d. Daun muda pakutiang (alsophila glauca), rasamala (altingea excesa), selada air (nasturtium officinale), pohpohan atau banyon (pilea melastomoides), sintrong (ghynura arrantiaca) dan antanan atau gagan atau kaki kuda (centela aciatica), daun muda cantigi (vaccinnum variangiae folium). e. Umbut pakutiang, batang muda ketebon (genostegia hirta), umbut palem hutan (fam ; palmae), batang daun begonia (begonia sp), rebung bambu (bambosa sp) f. Bunga honje dan kecombrang (nicolaria sp) dan bunga turi (sesbania glandiflora), pisang hutan (musa sp) yang dapat dimakan : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda. g. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena ban. h. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena banyak yang beracun dan bila tidak mengenal lebih baik dihindari. 4.6.1.3 MANFAAT LAIN TUMBUHAN HUTAN Dalam keadaan survival dimana seseorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat memanfatkan tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat berlindung dan tempat mencari air. A. Dapat Dimakan Atau Diminum Brotowali (Anamitra Cocculus), tumbuhannya merayap, terdapat dihutan, dikampung. Batangnya direbus, rasanya pahit. Digunakan untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka dan bisa juga digunakan untuk penambah nafsu makan. Keji Beling/Ngokilo (strobilateses), tumbuhan semak yang bisa dijumpai di hutan. Daunnya dimasak untuk obat sakit pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan. Sembung/Sembung Manis (Blumen Balsmifira), jenis rumput-rumputan yang bisa dijumpai di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, digunakan untuk sakit panas (demam) dan sakit perut. Lumut hati (marchantia polymorpha), bisa dimakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit hati). Antanan atau gagan atau kaki kuda, daunnya bisa dimakan atau dilalap. Sebagai obat sakit perut, batuk, asma dan sariawan. Kaliandra daun dan biji mudanya sebagai obat sariawan. Sembung manis (blumea balsmifera), jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat digunakan sakit panas dan sakit perut. B. Tumbuhan Obat Untuk Luka Luar 1. Getah Pohon Kamboja, untuk menghilangkan Bengkak. Gosok getah pada bagian tubuh yang bengkak biarkan 24 jam kemudian bersihkan dengan minyak kelapa lalu air hangat, bisa juga untuk terkilir. 2. Air rebusan Brotowali untuk mencuci luka, juga air Batang Randu (Kapuk Hutan). 3. Daun Sambiloto ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking. 4. Kiurat (plantago major), daunnya untuk obat luar seperti luka dan salah urat (keseleo). 5. Nampong (leonitis nepetifolia), daunnya dihaluskan untuk obat luka. 6. Getah kamboja (plumuiera alba), untuk menghilangkan bengkak. Masih banyak lagi tumbuhan obat yang berasal dari hutan tetapi untuk penggunaannya harus dicampur dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga menjadi jamu untuk mengobati sakit tertentu. C. Tumbuhan Beracun Beberapa jenis tumbuhan yang berpengaruh buruk terhadap manusia jika dimakan maupun melalui kontak langsung dengan kulit. Jenis tumbuhan ini kebanyakan mempunyai karakteristik tersendiri terlihat dari bentuk morfologis maupun anatominya seperti warna yang menyolok, berduri, tumbuh menyendiri tanpa jenis tumbuhan lain didekatnya dan mengandung getah alkohol yang bersifat racun. Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung degan kulit, antara lain : 1. Rengas atau ingas (gluta renghas), getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat merusak jaringan. 2. Kemadu atau pulus (laportanea stimulans), bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal dan panas. 3. Rarawean atau raweh (mucuna pruirens), kelopak polongnya mempunyai rambut yang membuat kulit gatal. 4. Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal 5. Getah Pohon Paku putih dapat menyebabkan kebutaan 6. Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal Jenis tumbuhan yang beracun bila dimakan, antara lain : Jarak (jatropha curcas), racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan kepala pusing. Pangi atau picung (pangium edule), seluruh pohon mengandung asam yang sangat beracun. Kecubung (datura metel), daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan halusinasi. Jamur amannita verna, mengandung muskarin yang dapat mematikan hewan maupun manusia. Jamur pcilocybe ap, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi Jamur jenis lain yang mengandung racun, amannita muscaria, corprinus sp, hygroporus miniatus, gomphus bonari, migrolossum rufum. “ UNTUK JAMUR YANG TIDAK DIKENAL, KITA ANGGAP SEMUA JAMUR ITU BERACUN “ D. Tumbuhan Berguna Lainnya 1. Tumbuhan penyimpan air : Palm, Bambu, Rotan (calamus sp) dan tali air atau liana, yang biasa menggantung dari pohon kepohon. 2. Untuk Bahan Bakar : kayu dan ranting kering, getah damar (agates damara) dan getah pinus (pinus mercusi) yang mengandung Terpentin. 3. Untuk membuat atap bivak : daun anggrek tanah atau cangkok (carculigo capitulata), daun honje, daun pisang, daun pandan hutan (pandanus furcatus), daun palem hutan, daun aren (arenga pinnata) dan daun paku sarang burung (asplenium nidus) yang biasa menempel pada pohon besar. 4. Indikator air bersih : Tespong, Selada Air 5. Pengusir ular dan serangga : Kayu Lemo 4.6.2 ZOOLOGI PRAKTIS Hewan memiliki tempat (habitat) yang beragam, semakin tinggi permukaan tanah maka jenis hewan yang ada akan semakin sedikit. Jika tersesat di gunung dan ingin mencari makanan (hewan) kemungkinan terbesar menemukan hewan bukanlah ke arah puncak gunung melainkan arah kaki gunung. Sama halnya dengan prilaku setiap jenis hewan, ada beberapa waktu perubahan prilaku hewan yang bisa kita manfaatkan untuk menangkap hewan tersebut diantaranya adalah saat musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah waktu yang baik untuk menangkap hewan tersebut. Adapun waktu perubahan prilaku hewan yang berbahaya bagi kita diantaranya bertelur, saat ular telah berganti kulit atau saat menjaga telurnya. Pada saat seperti ini hewan biasanya akan bertambah ganas. Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari hewan yaitu : Jenis hewan tersebut Tempat hidup atau habitatnya Ukuran tubuhnya Makanannya Pola tingkah laku hewan tersebut Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival, tetapi karena sifat hewan yang mobile, maka cara mendapatkannya lebih sulit dibandingkan dengan tumbuhan. Situasi dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku hewan tersebut. Ada hewan yang keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari makan pada malam hari (nocturnal), sehingga siang hari sulit ditemukan, ada pula yang keluar siang hari saja (diurnal). Hampir semua jenis hewan tersebut dapat dimakan tetapi dalam menangkap hewan tersebut harus berhati-hati karena ada beberapa jenis yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan keterampilan untuk menangkap atau menjerat hewaan tersebut. Untuk mengetahui jenis, ukuran tubuh dan populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat langsung tetapi juga dengan memperhatikan faeces (kotoran) dan jejak kaki hewan tersebut. 4.6.2.1 BINATANG BERBAHAYA Beberapa jenis hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia salah satu sebabnya adalah karena merasa terganggu dan dengan alat pembelaan dirinya maka hewan tersebut menyerang. Ada pula jenis hewan terutama hewan penghisap darah dan karnivora besar yang memanfaatkan kehadiran manusia sebagai sumber makanannya. Adapun beberapa contoh Binatang yang berbahaya dan berbisa antara lain: 1. Nyamuk (anopheles sp) merupakan vektor dari bakteri plasmodium malariae. 2. Agas. Sejenis nyamuk yang hidupnya bergerombol di hutan atau rawa. Hewan ini menyebabkan gatal dan panas. 3. Semut api. Hewan ini hidupnya di atas permukaan tanah merayap diantara gugusan daun. Gigitannya menyebabkan panas dan perih pada kuit. 4. Harimau (panthera tigris) dan Macan Kumbang (panthera pardus). 5. Lalat dayak / lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal, bisa menyebabkan infeksi. 6. Tawon atau Lebah (apis sp), sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat mematikan. 7. Kelabang (centripoda) dan Kalajengking (heterometrus yaneus). Bekas sengatannya sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan ammonia, tembakau dan sambiloto. 8. Pacet (haemadipsa zeylania) dan lintah (hirudinuria). Menghisap darah, untuk melepaskannya siram dengan air tembakau. Keduanya mempunyai zat anti beku darah (anti koagulan) 9. Buaya (crocodillus porosus). Terdapat di muara sungai dan rawa. 10. Ular berbisa : ular Hijjau, ular bakau, ular tanah, ular sendok/kobra, ular belang dll. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan hidung, mempunyai gigi bisa. ü Beberapa cara untuk mengidentifikasi ular : 1. Tidak semua ular berbisa kepalanya berbentuk segitiga, tetapi ular yang kepala segitiga adalah ular berbisa. Sisik bawah cloaca ular berbisa membentuk lempengan tunggal, sedangkan pada ular tak berbisa membentuk lempengan membelah. 2. Pada bagian punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang kepala sampai ekor. 3. Mempunyai kelenjar dan gigi bisa pada bagian kepala. Gigitan ular berbisa dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Hindarilah jika menjumpai ular berbisa, apabila terpaksa untuk memanfaatkan ular berbisa sebagai bahan makanan, maka langsung saja dibunuh dengan menggunakan alat dan jangan berusaha untuk menangkapnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan buruk akibat ular tersebut. 4.6.2.2 BINATANG YANG BERGUNA Mullusca. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang (bivalvia). Siput umumnya hidup di semak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya hidup di saluran-saluran air atau terbenam dalam lumpur. Annelida. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing (pherentima sp). Cacing dapat diperoleh dengan cara menggali tanah atau di sarang burung pada batang pohon. Cacing yang mempunyai ukuran cukup besar adalah cacing sondari. Jika akan dimanfaatkan, isi perut cacing dibersihkan dahulu. Insecta. Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena ini mudah dijumpai didaerah berumput. Di beberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang mengandung protein cukup tinggi seperti ulat sagu dan ulat jati. Crustacea. Yang termasuk jenis ini adalah udang dan kepiting. Hewan ini dapat dijumpai pada aliran airyang mengalir di pegunungan, terutama daerah pinggiran sungai yang berbatu. Pisces. Sama halnya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di pegunungan, sungai dan danau karena air merupakan habitat ikan. Amphibia. Banyak dijumpai didekat aliran air di hutan terutama pada malam hari karena katak bersifat nocturnal. Katak yang bisasa dimakan jenis (rana sp). Di hutan kalimantan, sumatera, sulawesi banyak ditemui jenis (rana macrodont) yang merupakan jenis katakterbesar yang bisa dimakan. Reptilia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah ular, kadal, cicak, dan sebagainya. Di daerah hutan tertentu merupakan hunnian ular besar seperti ular sanca (phiton reticulates). Disamping berbahaya karena lilitannya yang kuat, ular sanca tidak berbisa dan dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi perutnya harus dibuang karena pada bagian kepala terdapat kelenjar bisa. Mamalia. Yang termasuk kelompok ini adalah kelinci, rusa, tikus dan sebagainya. Untuk mendapatkan hewan ini cukup sulit karena geraknya lincah sehingga dibutuhkan jerat untuk menangkapnya. Aves (burung). Yang termasuk kelompok ini adalah ayam hutan (gallus gallus) yang dapat dijerat, sedangkan jenis burung lainnya lebih sulit didapat karena kemampuan terbangnya. Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya, Ular, kadal, kura-kura dapat dimakan. Lebah bisa diambil madu dan larvanya. 4.6.2.3 MENGATASI GANGGUAN BINATANG Nyamuk : Bunga kluwih yang dibakar, kulit jeruk, membakar kain kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk, oleskan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk Disengat Lebah : oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali, tempelkan tanah basah/liat diatas luka sengatan, jangan dipijit, tempelkan pecahan genting panas diatas luka, olesi dengan vetsin untuk mencegah pembengkakan Gigitan Lintah : Teteskan air tembakau, garam atau sari jeruk mentah pada lintahnya. Untuk membuang atau mengangkat lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada kambiumnya. 4.7 JERAT / TRAP Jerat atau Trap ( jebakan ) akan sangat berguna untuk mendapatkan binatang yang akan dijadikan sebagai bahan makanan dalam keadaan Survival. Berikut ini adalah teknik yang dapat anda gunakan dalam berburu binatang ( lihat di Bab Gambar ), antara lain : Mengikuti jejaknya ( bekas makan, kotoran, bau dan suara ) Mengikuti jalur hewan Membuat trap ( jebakan ) di jalur hewan Kalau di gunung, di puncak tidak ada binatang. 4.8 SURVIVAL KITS Agar Survivor tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan Survival, perlu dilengkapi alat-alat Survival yang memadai. 4.8.1 JUNGLE SURVIVAL KITS (PRO) 2 Buah Senjata Tajam *contoh ; Bayonet dan Parang Waterproof Matches (Korek Api Anti Air) Batu Api / Geretan Lilin atau Parafin Peralatan Navigasi Darat Poncho / Jas Hujan / Raincoat Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarumnya Benang Sol dengan Jarumnya Tali Temali 10. Kail dan Senar 11. Flash Light (Senter) 12. Peluit 13. Cermin Kecil 14. Obat Pribadi 15. Alat Kosmetik / Sunblock (Penangkal Panas) 16. Topi Rimba 17. Sarung Tangan 18. Tablet Garam, Norit 19. Kantung Plastik (Besar Maupun Kecil) 20. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom 4.8.2 JUNGLE SURVIVAL KITS (MINI) Senjata Tajam *contoh ; Parang Korek Api Lilin dan Atau Parafin Peralatan Navigasi Darat Poncho / Jas Hujan / Raincoat Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarum Benang Sol dengan Jarumnya Mini Flash Light / Flash Light (Senter) Peluit 10. Obat Pribadi 11. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom * Benda yang ditulis dengan huruf tebal berarti benda tersebut sangat penting dalam Kegiatan Survival. * Untuk Survival Kits hendaknya disesuaikan dengan lingkungan atau medan yang di tempuh agar kita bisa mengefisiensikan kegunaan atau kapasitas tempat dimana kita akan membawa Survival Kits tersebut. RASI BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH A. RASI BINTANG PARI : Rasi Bintang Pari/Crux – Arah Selatan Rasi bintang yang bisa ditemukan dan bisa dilihat di langit adalah rasi bintang pari/crux. Rasi bintang ini berbentuk pari/layang-layang/salib dan bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan. Rasi bintang ini terdiri dari empat bintang utama dan satu bintang bantu. Empat bintang utama membentuk layang-layang. Untuk mengetahui arah utaranya, perhatikan arah yang ditunjukan oleh posisi tiga buah bintang utama yang terdekat. Sedangkan satu utama yang terjauh menunjukan selatan. Yah, salah satu fungsi rasi bintang juga adalah sebagai petunjuk arah pada malam hari kalo tiba-tiba kita kehilangan arah. Pada setiap rasi bintang, ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya dalam peta rasi bintang diberi simbol α. B. RASI BINTANG ORION/WALUKU Rasi Bintang Orion/Pemburu – arah barat – petunjuk musim bercocok tanam Rasi bintang kedua yang bisa ditemukan sendiri di langit, tentunya setelah liat peta rasi bintang adalah rasi bintang orion/pemburu. Rasi bintang ini dapat dilihat di langit sebelah barat. Tiga buah bintang di atas membentuk “kepala”, yang menunjukan arah utara. Dan arah yang ditunjukan “pedang” adalah menunjuk arah selatan. Dinamai Orion, yang artinya adalah pemburu, rasi bintang ini didedikasikan bagi Orion, putera Neptune, seorang pemburu terbaik di dunia. Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik bagi di rasi orion ini adalah adanya bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya. Bellatrix identik dengan tokoh dalam Harry Potter, sedangkan Betelgeuse adalah salah satu judul film anak2 waktu dulu. Ternyata kedua nama itu adalah nama bintang, termasuk Sirius, Remus, Regulus, dan lain-lain dalam dunia perfilman. Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion / waluku ini dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya. C. RASI BINTANG GREAT BEAR/BIDUK Rasi Bintang Biduk/Great Bear – arah utara Rasi Bintang ketiga yang mungkin paling populer dan dapat dikenali, menjadi petunjuk arah utara adalah rasi bintang Biduk/Great Bear/Beruang besar yang menunjukkan arah utara. Bentuknya seperti gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh. Keistimeawan bintang ini, sekalipun gugusan bintang lainnya berputar di langit pada malam hari, tetapi bintang kutub tetap berada di utara. Rasi bintang ini terlihat sepanjang tahun di langit utara. D. RASI BINTANG SCORPIO Rasi Bintang Scorpio Rasi bintang keempat yang bisa dikenali dan menjadi petunjuk arah adalah rasi bintang scorpio. Rasi bintang satu ini agak susah dicari, karena jumlah bintang yang membentuk konstelasinya cukup banyak. Rasi Scorpio ini menjadi petunjuk arah tenggara/timur langit. Dalam mitologi yunani kuno, Scorpio ini adalah utusan Apollo untuk membunuh sang Pemburu, Orion. Pada konstelasi ini juga terdapat bintang Antares, salah satu bintang paling terang yang pernah ditemukan.

Materi Ruang Gunung Hutan



A. Orientasi Peta
Sebelum masuk daerah operasi, terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan dipergunakan, misal : titik ketinggian dan nama punggunungan, sungai, jurang dan lain-lain (dapat tanya penduduk).
Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berlainan, maka dalam hal orientasi perlu hati-hati.
Orientasi Peta adalah meng-Utara-kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah
a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan jelas.
b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.
c. Setelah kompas 0″ atau 360″ , dan diatas peta yang posisi sejajar dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,
d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu -r peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (meng-utara-kan peta).
e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.
. Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.

B. Orientasi Medan
Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:
1. Orientasi medan dengan kompas
Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting
untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu

a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah
+ Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
+ Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)
+ Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
+ Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.
+ Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.
Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

b. Intersection
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130′ terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).
Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° – 150°).
Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.
Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas
Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah a. Matahari Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur, b. Bintang
Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain
Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda-tanda lain Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara – selatan Masjid menghadap kearah barat – timur

TEKNIK CONTOURING
Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.
Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah
+ Puncak-puncak bukit
+ Bentukan sungai
+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit
+ Percabangan sungai
+ Patahan tebing
+ Waterfall (air terjun)
Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :”Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit”.